Sabtu, 05 April 2014







 MY OPINION

  TENTANG  BUKU ”PENGALAMAN DAN MOTIVASI BERAGAMA”
            Menurut saya buku ini cukup bagus tentang agama, pas untuk memotivasi dan mengetahui “apa sih itu agama”. Tanda-tanda yang di dunia ini bagi manusia modern menunjuk kepada Yang Maha Lain tidak dengan jelas menunjukkan Yang Lain sebagai Allah. Apakah yang mendorong manusia untuk beragama, untuk mengimani apa yang tidak dilihatnya?”  tetapi banyak jawaban yang para ahli berikan itu tak terjangkau bagi psikologi. Teologi misalnya, menjawab bahwa rahmat Tuhanlah yang mendorong orang untuk percaya. Motif teologis ini tentu diluar sudut pandangan ilmu jiwa sebagai ilmu empiris.
            Karena kelakuan manusia yang mau dimengerti oleh psikologi, maka sebab-musababnya disebut “motif” atau “motivasi” mengingat karena manusia itu sendiri itu adalah manusia berbudi, yang saya maksudkan disini dengan “motif”  adalah penyebab psikologis yang merupakan sumber serta tujun dari tindakan dan perbuatan seseorang,artinya manusia melakukan perbuatanya baik karena terdorong maupun karena tertarik,jadi dalam hal ini manusaia berbuat sperti meyakini adanya tuhan karena panggilan jiwa murni, bukan karena adanya paksaan.
            Dalam buku ini dijelaskan bahwa setiap kelakuan manusia, termasuk kelakuan beragama,meruapakan buah hasil dari hubungan dinamika timbal-balik antara 3 faktor :
1.      Sebuah gerak atau dorongan yang secara spontan dan alamiah terjadi pada manusia
2.      Ke-aku-an manusia sebagai inti pusat kepribadianya;
3.      Situasi manusia atau lingkungan hidupnya

Pada setiap orang terdapat kecenderungan yang bersifat spontan, artinya dorongan-dorongan ini timbul dengan sendirinya dan tidak ditimbulkan manusia dengan sengaja.
AGAMA SEBAGAI SARANA UNTUK MENGATASI FRUSTASI
            Mulai dari kebutuhan fisik seperti makanan dan pakaian, istirahat dan pergaulan seksual, sampai dengan kebutuhan psikis seperti keamanan dan ketentraman, persahabatan, penghargaan dan cinta kasih. Maka ia terdorong untuk memuaskan kebutuhan dan kinginannya itu. Bila tidak berhasil Ia akan merasa kecewa, Ia tidak senang, kadaan inilah yang disebut “frustasi”.
Psikologi juga juga pernah mengobserasi bahwa keadaan frustasi dapat menimbulkan perilaku keagamaan.
            Bicara tentang Agama, banyak perdebatan diantaranya menurut Sigmund Freud (1856-1939) agama memang bersifat fungsional belaka. Agama itu jawaban manusia atas frustasi yang dialaminya dipelbagai bidang hidupnya.
Dan intinya isi pada buku ini menggaris bawahi tentang “iman” yang artinya memprcayai sesuatu, dan keadaan ini sendiri mutlk timbul dari dalam hatinya sendiri, dan keadaan manusia beragama memang butuh sosok Tuhan atau istilah penciptanya “yang disembah” karena kebutuhan itulah manusia punya agama, dan berkat dari agama itu sendiri manusia lebih tersusun hidupnya,untuk pedoman, juga dapat memuaskan intelek yang ingin memengetahui apa yang harus dilakukan manusia dlam hidupnya agar Ia mencapai tujuanya.
            Dan dalam buku ini masih banyak perdebatan-perdebatan tentang agama maupun yang berkaitan dengan agama tersebut, dan saya beri kesimpulan pada paragraf diatas kurang lebihnya seperti itu, dan intinya manusia hanya dapat berpendapat dan semuanya kita kembalikan kepada Yang Maha Kuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar