MY OPINION
TENTANG BUKU ”PENGALAMAN DAN MOTIVASI BERAGAMA”
Menurut
saya buku ini cukup bagus tentang agama, pas untuk memotivasi dan mengetahui “apa
sih itu agama”. Tanda-tanda yang di dunia ini bagi manusia modern menunjuk
kepada Yang Maha Lain tidak dengan jelas menunjukkan Yang Lain sebagai Allah.
Apakah yang mendorong manusia untuk beragama, untuk mengimani apa yang tidak
dilihatnya?” tetapi banyak jawaban yang
para ahli berikan itu tak terjangkau bagi psikologi. Teologi misalnya, menjawab
bahwa rahmat Tuhanlah yang mendorong orang untuk percaya. Motif teologis ini
tentu diluar sudut pandangan ilmu jiwa sebagai ilmu empiris.
Karena
kelakuan manusia yang mau dimengerti oleh psikologi, maka sebab-musababnya
disebut “motif” atau “motivasi” mengingat karena manusia
itu sendiri itu adalah manusia berbudi, yang saya maksudkan disini dengan “motif”
adalah penyebab psikologis yang
merupakan sumber serta tujun dari tindakan dan perbuatan seseorang,artinya
manusia melakukan perbuatanya baik karena terdorong maupun karena tertarik,jadi
dalam hal ini manusaia berbuat sperti meyakini adanya tuhan karena panggilan
jiwa murni, bukan karena adanya paksaan.
Dalam
buku ini dijelaskan bahwa setiap kelakuan manusia, termasuk kelakuan
beragama,meruapakan buah hasil dari hubungan dinamika timbal-balik antara 3
faktor :
1. Sebuah
gerak atau dorongan yang secara spontan dan alamiah terjadi pada manusia
2. Ke-aku-an
manusia sebagai inti pusat kepribadianya;
3. Situasi
manusia atau lingkungan hidupnya
Pada setiap orang
terdapat kecenderungan yang bersifat
spontan, artinya dorongan-dorongan ini timbul dengan sendirinya dan tidak
ditimbulkan manusia dengan sengaja.
AGAMA SEBAGAI SARANA UNTUK MENGATASI FRUSTASI
Mulai
dari kebutuhan fisik seperti makanan dan pakaian, istirahat dan pergaulan
seksual, sampai dengan kebutuhan psikis seperti keamanan dan ketentraman,
persahabatan, penghargaan dan cinta kasih. Maka ia terdorong untuk memuaskan
kebutuhan dan kinginannya itu. Bila tidak berhasil Ia akan merasa kecewa, Ia
tidak senang, kadaan inilah yang disebut “frustasi”.
Psikologi juga juga pernah mengobserasi bahwa
keadaan frustasi dapat menimbulkan perilaku keagamaan.
Bicara
tentang Agama, banyak perdebatan diantaranya menurut Sigmund Freud (1856-1939)
agama memang bersifat fungsional belaka. Agama itu jawaban manusia atas
frustasi yang dialaminya dipelbagai bidang hidupnya.
Dan intinya isi pada buku ini menggaris bawahi
tentang “iman” yang artinya
memprcayai sesuatu, dan keadaan ini sendiri mutlk timbul dari dalam hatinya
sendiri, dan keadaan manusia beragama memang butuh sosok Tuhan atau istilah
penciptanya “yang disembah” karena
kebutuhan itulah manusia punya agama, dan berkat dari agama itu sendiri manusia
lebih tersusun hidupnya,untuk pedoman, juga dapat memuaskan intelek yang ingin
memengetahui apa yang harus dilakukan manusia dlam hidupnya agar Ia mencapai
tujuanya.
Dan
dalam buku ini masih banyak perdebatan-perdebatan tentang agama maupun yang
berkaitan dengan agama tersebut, dan saya beri kesimpulan pada paragraf diatas
kurang lebihnya seperti itu, dan intinya manusia hanya dapat berpendapat dan
semuanya kita kembalikan kepada Yang Maha Kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar